HIKMAH RAMADHAN

 Jika dilakukan dengan sungguh-sungguh ibadah puasa dapat mempererat tali silaturrahim dan menambah keakraban dalam keluarga. Karena puasa yang dilaksanakan bersama - sama membuat seluruh keluarga lebih banyak berkumpul untuk melaksanakan berbagai ibadah, Kata Topaji Barudin dalam bukunya "Ibadah puasa membentuk pribadi yang bertaqwa".

Topaji mencontohkan, misalnya , seluruh anggota keluarga berkumpul ketika sahur atau berbuka. Pada malam hari seluruh keluarga pergi ke masjid untuk melaksanakan shalat fardu maupun tarawih. Kebersamaan serta komunikasi yang baik pada bulan Ramadhan membuat sebuah lingkungan menjadi lebih harmonis.

Ada empat aspek yang ditempa Ramadhan untuk menguatkan keluarga kita , yakni pertama, aspek fisik. Keberkahan puasa sudah terasa sejak sahur . Seorang ibu dengan tulus menyiapkan santapan halal dan bergizi, membangunkan suami dan anak-anaknya untuk sahur bersama. Begitupun disaat berbuka puasa walau dengan menu sekadarnya agar memperoleh berkah. Pola makan yang baik akan menyehatkan keluarga , sebab puasa memberikan waktu istirahat dan pemulihan organ tubuh. Nabi SAW berpesan bahwa puasa itu menyehatkan badan ( HR. Ibnu Sunny). Waktu sahur menjadi momen yang selalu dinanti, karena seluruh anggota keluarga bisa berkumpul dengan lengkap. Tanpa adanya paksaan , momen kebersamaan di pagi buta tersebut seolah - olah menjadi magnet otomatis bagi seluruh anggota keluarga untuk berkumpul di tengah waktu yang terbatas dan rutinitas kegiatan diluar rumah yang belum dimulai. 

Kedua Aspek sosial, Ramadhan membangun kebersamaan dalam keluarga. Seorang ayah atau ibu yang bekerja berupaya pulang lebih cepat ke rumah agar bisa berkumpul bersama keluarga. Menikmati hidangan / berbuka sambil berbincang santai. Saling bertukar cerita, curhat, hingga berbagi inspirasi untuk semakin meningkatkan kebersamaan dalam keluarga. Aspek sosial yang lain pada bulan Ramadhan adalah menanamkan kebaikan anjuran untuk berbagi kepada sesama dengan memperbanyak sedekah dan infak, Sehingga akan membentuk karakter empati sosial.   

Ketiga , Aspek Intelektual. Ramadhan dapat membangun iklim keilmuan dalam keluarga, orang tua menjadikan bulan suci sebagai momen belajar bersama, tadarus bersama dan diskusi kecil. Puasa dapat mengembangkan kecerdasan intelektual. Dengan kecerdasan intelektual inilah sejatinya seorang muslim berpikir , merasa berbuat dengan baik sesuai dengan ajaran Islam, karena prilaku seseorang berasal dari pikirannya.   

Keempat Aspek spritual, Dimensi inilah yang paling utama, Ramadhan menanamkan kepatuhan dan kecintaan kepada Allah SWT. Psikolog UI , Arief Witjaksono mengatakan, sejatinya pemikiran umat Islam harus menjadi positif setiap saat , tidak hanya pada Ramadhan, tetapi juga konsisten dibulan-bulan selanjutnya. Bila manusia terbiasa berbuat baik, berkata baik, dan menjalankan secara tepat , maka dapat terbawa sehingga membawa aura positif ke setiap orang.

Renungan untuk kita" Jangan lihat prilaku seseorang dalam mengendalikan nafsu saat ia berpuasa, tetapi lihatlah bagaimana ia mengendalikan nafsunya setelah matahari terbenam dan setelah Ramadhan usai, masihkah bekas - bekas puasa dan Ramadhan ada dalam dirinya". 

 Kenangan Ramadhan 2022

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

ADA TAPI LANGKA

العاقل يكفي بالاشارة

KISAH CINTA SUFI YANG MENGGETARKAN