Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2022

MERDEKA BELAJAR DALAM PERSPEKTIF ISLAM

Dalam Islam belajar memiliki dimensi tauhid yaitu dimensi dialektika horizontal dan ketundukan vertikal. Dalam dimensi dialektika horizontal belajar dalam Islam tak berbeda belajar pada umumnya, yang tak terpisahkan dengan pengembangan sains dan tehnologi. Menggali, memahami dan mengembangkan ayat-ayat Allah SWT. Pengembangan dan pendekatannya secara lebih dalam dan dekat sebagai Rabb Al Alamin. Dalam kaitan inilah, pendidikan hati ( qalb ) sangat dituntut agar membawa manfaat  yang besar bagi ummat manusia. dan juga lingkungannya, bukan kerusakan dan kedzaliman . Dan ini merupakan perwujudan dari ketundukan vertikal.  Dalam perspektif Islam juga mencakup lingkup kognitif ( domain cognitive ), lingkup afektif ( domain afektif ) dan lingkup psikomotorik ( domain motor skill ). Tiga ranah tersebut sering diungkap dalam Islam dengan istilah ilmu alamiah, ilmu ilmiah, dalam jiwa imaniah. Dengan demikian untuk apa belajar? belajar adalah untuk memperoleh ilmu, untuk apa ilmu? untuk dikemban

DIARY HATI

Senin, 15 Agustus jam 11.30, hatiku sungguh gembira dan bahagia . Ada yang istimewa memang , mendengar suara dan tawa renyah senior sekaligus guru. Suaranya masih tetap sama, gaya bicaranya masih sama dan tidak ada yang berubah. Bijak kata itu layak kusematkan. Seperti biasa aku mencoba mengulang kembali hafalan surah-surah pendek. Sambil mengarahkan anak-anak ke musholla untuk menunaikan shalat dzuhur berjama'ah. Al A'la dan Al-Bayyinah adalah surah pendek Al-qur'an yang paling sering ku ulangi bacaannya, entah mengapa telingaku sangat senang mendengar lantunan dua surah ini, padahal suaraku jauh  dari kata  merdu. Kalau aku sedang bernyanyi, rekan-rekanku hanya tersenyum simpul karena suaraku jauh dari ekspektasi mereka, dan aku cuek saja. Setiap satu lirik yang keluar dari mulutku, maka rekan-rekanku reflek akan mengikuti irama laguku dengan iringan tepuk tangan mereka.  Selesai shalat sambil menunggu pergantian jam, iseng kubaca dan kutambah sendiri puisi tentang peremp