Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2022

8 KARAKTER MANUSIA

"Jadilah manusia yang baik dalam pandangan Allah, jadilah manusia yang buruk dalam pandangan sendiri, jadilah manusia yang biasa dalam pandangan orang lain".( Kholifah Ali bin Abi Thalib ). Nabi SAW bersabda: " Sesungguhnya Allah SWT menciptakan bani Adam dengan 8 sifat, 4 diantaranya, adalah sifat -sifat penghuni surga: yaitu wajah yang ramah, lidah yang fasih, hati yang bertaqwa, dan tangan yang dermawan,. Sedangkan, 4 sifat yang lainnya adalah sifat-sifat penghuni neraka: yaitu wajah yang masam, lidah yang kotor, hati yang keras dan tangan yang pelit "( Durratun nasihin ). Empat tanda penghuni surga, pertama wajah yang ramah. Wajah kita adalah pelangi indah yang nampak. Melalui wajah kita, akan tergambar 'aspek isoterik kita', spritualitas kita, mondialitas kita, irisan duniawi-ukhrowiyah kita, prospek management hati kita dan apapun refleksi dari ke" a-ku-an" kita sendiri. Wajah kita adalah jendela  hati kita, jiwa dan batin kita. Jika yang &qu

TELADAN SEORANG GURU

Keteladanan ( uswah hasanah ) dijadikan sebagai metode dalam pendidikan Islam secara psikologi didasarkan akan fitrah manusia yang memiliki sifat gharizah ( kecenderungan mengimitasi  atau meniru orang lain ). Keteladanan merupakan perilaku seseorang yang sengaja ataupun tidak sengaja dilakukan dan dijadikan contoh bagi orang yang mengetahui atau melihatnya . Pada umumnya keteladanan ini berupa contoh tentang sifat, sikap dan perbuatan yang mengarah kepada kebaikan.. Sedangkan guru atau pendidik adalah pemimpin sejati, pembimbing dan pengarah yang bijaksana, pencetak dan tokoh pemimpin ummat. Jadi keteladanan guru yang baik adalah contoh yang baik dari guru, baik yang berhubungan dengan sikap , perilaku, tutur kata, mental, maupun yang terkait dengan akhlak dan moral yang patut dijadikan contoh peserta didik. Adalah guru yang harus mempunyai keteladanan yang lebih kepada siswanya, guru juga harus memiliki sikap, perilaku, moral yang baik, sopan santun dan bersikap baik, semua itu akan

KENANGAN DI PESANTREN

Ketika pertama kali memasuki pondok pesantren dengan sekelumit kegelisahan hati meninggalkan rumah, orang tua, dengan dunia baru, tanpa teman, tidak ada TV, handphone, serta musik yang biasa didengar di rumah tiba - tiba ada tempat yang penuh dengan hiruk pikuk pengajian, jadwal yang melebihi 24 jam, mengaji, belajar dan belajar. Semua sudah tertata rapi, pembagian kelas serta pembelajaran wajib dan sunnah menjadi pilihan semua santri dalam belajar. Menjadi santri tidaklah mudah, perlu perjuangan dan pengorbanan. Berjuang melawan rasa malas dalam menuntut ilmu dan beribadah. Mengorbankan perasaan rindu kepada orang tua. Bangun sebelum subuh, mengaji subuh, lanjut mengaji kitab dari pagi, jeda sekolah berlanjut sampai malam tiba. Setoran hafalan menjadi sesuatu yang luar biasa, bagi anak yang tak terbiasa dengan seabrek kegiatan pesantren. Semuanya menjadi sesuatu yang menyeramkan jika diceritakan kepada mereka yang tidak pernah mengenyam pendidikan pesantren. Semua rutinitas tersebut a