TELADAN SEORANG GURU

Keteladanan ( uswah hasanah ) dijadikan sebagai metode dalam pendidikan Islam secara psikologi didasarkan akan fitrah manusia yang memiliki sifat gharizah ( kecenderungan mengimitasi  atau meniru orang lain ). Keteladanan merupakan perilaku seseorang yang sengaja ataupun tidak sengaja dilakukan dan dijadikan contoh bagi orang yang mengetahui atau melihatnya . Pada umumnya keteladanan ini berupa contoh tentang sifat, sikap dan perbuatan yang mengarah kepada kebaikan.. Sedangkan guru atau pendidik adalah pemimpin sejati, pembimbing dan pengarah yang bijaksana, pencetak dan tokoh pemimpin ummat. Jadi keteladanan guru yang baik adalah contoh yang baik dari guru, baik yang berhubungan dengan sikap , perilaku, tutur kata, mental, maupun yang terkait dengan akhlak dan moral yang patut dijadikan contoh peserta didik.

Adalah guru yang harus mempunyai keteladanan yang lebih kepada siswanya, guru juga harus memiliki sikap, perilaku, moral yang baik, sopan santun dan bersikap baik, semua itu akan di contoh oleh pendidik kita. Guru juga harus selalu mengajarkan sifat - sifat keteladanan yang baik. Bukan hanya guru yang mengajarkan tetapi orang tua juga harus terlibat tentang anaknya. Pengajaran orang tua ke anaknya sama besar dengan guru yang mengajarkan anak didik di sekolah. Guru adalah refresentasi dari sekelompok orang pada suatu komunitas atau masyarakat yang diharapkan dapat menjadi teladan, yang dapat digugu ( ditaati nasehat/ucapan/ perintahnya) dan ditiru ( dicontoh sikap dan perilakunya ).

Tingkah laku guru akan menjadi panutan siswa. Guru harus memperlihatkan perilaku yang baik kepada siswa, karena siswa akan berperilaku dan bersikap baik jika guru menunjukkan sikap baik tersebut E.Mulyasa 2011: 173. Semua yang dilakukan guru akan dicontoh oleh siswa karena guru merupakan cermin bagi mereka. Siswa digambarkan sebagai pantulan perilaku dari gurunya. Untuk itu, guru harus hati - hati dalam bersikap dan selalu menjaga tingkah lakunya ketika berhadapan dengan siswa maupun ketika tidak berhadapan dengan siswa. Karena siswa akan menilai semua sikap guru tersebut

E.Mulyasa 2011:46 mengemukakan bahwa sebagai teladan, segala perilaku dan pribadi guru akan menjadi sorotan bagi siswa. Sehingga siswa cenderung akan meneladani gurunya karena pada dasarnya anak memang senang meniru baik itu positif maupun negatif. Kecenderungan untuk meniru tersebut menyebabkan keteladanan mempunyai peranan penting dalam proses belajar mengajar. 

Guru Dalam Pandangan Islam

Menurut Dr. Adian Husaini, guru dalam pandangan Islam adalah mu'allim dan mua'ddib. Jadi, guru harus memiliki ilmu dan adab.Ilmu penting karena dengan ilmu inilah yang akan diajarkan kepada murid, sedangkan adab merupakan perhiasan ilmu. Ilmu dan adab tidak boleh dipisahkan. Ilmu dan adab harus ada dalam diri seorang guru.

Definisi guru sebagai mu'allim dan mu'addib, walaupun jamak diketahui, perlu terus menerus diingatkan. Kadang-kadang guru lupa dengan tugasnya sebagai guru. Hanya merasa sebagai pengajar semata; masuk kelas menyajikan pelajaran, menguji murid dan seterusnya.Guru tidak merasa bertanggung jawab sepenuhnya terhadap perbaikan AKHLAK dan ADAB murid. Dalam pandangan Islam tidak demikian. 

Sebagai penanam adab, guru perlu lebih berbenah dulu daripada murid. Sebuah mahfuzhat berbunyi " Ath-thariqah ahammu minal madah, wal ustaadzu ahammu min ath-thariqah, wa ruuhul ustadz ahammu min al ustadz ( metode pelajaran lebih penting dari pelajaran, guru lebih penting dari metode, dan ruh guru lebih penting dari guru itu sendiri)". Ungkapan ini menunjukkan , perbaikan dunia pendidikan secara keseluruhan harus dimulai dari perbaikan jiwa guru. Jiwa atau ruh gurulah yang perlu lebih dahulu dibenahi sebelum gedung-gedung, buku-buku pelajaran dan berbagai strategi pendidikan dan pelajaran. Gedung, buku, dan strategi pembelajaran penting, tetapi yang lebih penting dari itu semua adalah jiwa guru, sebab guru merupakan ujung tombak pendidikan sedang guru itu sendiri sangat bergantung kepada jiwanya. 

Jiwa guru meliputi pola pikir dan amaliahnya. Apakah pola pikirnya Islami? apakah amaliahnya Islami? Pola pikir menentukan apakah ilmu yang yang akan diajarkan kepada murid benar-benar ilmu. Pola pikir  akan berbanding lurus dengan amaliah yang dapat diteladani. Dalam kitab Taisirul khallak fii' ilmi akhlak , Hafizh Hasan Mas'udi menekankan bahwa guru adalah dalilutilmidz ( panutan/tuntunan murid) Sebagai dalil murid, guru harus benar agar murid tidak salah. 

Kitab Taisirul khallak karya Hasan Mas'udi merupakan kitab tipis yang disiapkan untuk santri-santri diniyah. Uniknya meskipun kitab ini ditujukan kepada anak-anak diniyah, bab adabul mu'allim ( adab guru, SEKALI LAGI ADAB GURU, bukan ADAB KEPADA GURU) diletakkan paling depan setelah bab taqwa sebagai tujuan berakhlak. Ini menunjukkan bahwa guru harus beradab terlebih dahulu agar dapat membimbing dan menjadi panutan bagi murid-muridnya. 

Berikut ini selengkapnya bab adabul mu'allim dalam kitab Taisirul khallak.

" Guru adalah panutan murid untuk menyempurnakan ilmu dan ma'rifat. Syarat menjadi guru ialah memiliki sikap TERPUJI. Ruh murid masih lemah dibandingkan gurunya. Apabila guru bersifat sempurna, murid akan meniru gurunya. Jika demikian, seorang guru seharusnya bertaqwa, tawaddhu, lemah lembut , agar murid simpati padanya. Sehingga murid dapat mengambil manfaatnya. Seorang guru harus bijaksana, sopan santun agar murid MENELADANINYA. Guru juga harus mengasihi murid-muridnya . Guru hendaknya senantiasa memberi nasehat, mendidik ADAB agar ADAB muridnya semakin baik. Guru hendaknya tidak memberi beban pelajaran kepada muridnya yang belum mampu dipikul murid. 

"Jika anda menjadi guru hanya transfer pengetahuan, akan ada masanya dimana anda tak lagi dibutuhkan, karena Google lebih cerdas dan lebih tahu banyak hal dari pada anda, namun jika anda menjadi guru mentransfer ADAB ,KETAQWAAN dan KEIKHLASAN,maka anda akan selalu dibutuhkan karena Google tak punya semua itu". KH. Dimyati Rois




 

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

ADA TAPI LANGKA

العاقل يكفي بالاشارة

KISAH CINTA SUFI YANG MENGGETARKAN