Orang bijak mengatakan, usaha tanpa doa adalah sombong dan doa tanpa usaha bohong. Ya ungkapan tersebut banyak kita dengar di sekitar kita. Keduanya saling melengkapi agar terpenuhi harapan diri. Dalam sebuah hadits Nabi dijelaskan, " Doa adalah otaknya ibadah." Doa juga merupakan sesuatu yang sangat dicintai Allah. Rasulullah bersabda," Tidak ada yang lebih utama di sisi Allah dari pada doa."( HR. Ahmad). Doa adalah senjatanya orang mukmin, pilar agama, serta cahaya langit dan bumi. Sabda Rasulullah yang di riwayatkan Abu Ya'la.
Doa adalah bukti dan sekaligus pengakuan akan kelemahan diri kepada Allah yang maha segalanya. Orang yang enggan berdoa menunjukkan kesombongannya sebagai hamba, seolah - olah dirinya tidak membutuhkan bantuan Allah. Seorang hamba yang tahu diri akan senantiasa berdoa, meski tujuan utamanya bukan isi permintaannya, tetapi sebagai wujud ketergantungan kepada Allah.
Tidak sedikit orang yang meremehkan doa. Mereka menganggap bahwa segala masalah bisa diselesaikan dengan usaha sendiri tanpa perlu doa. Mereka merasa bahwa berdoa tidaklah penting, cukup dengan usaha yang jelas ukuran dan targetnya. Meremehkan apalagi sampai mengabaikan doa, tentu bukanlah sikap seorang mukmin yang meyakini keberadaan Allah sebagai tuhan yang mengatur segala sisi kehidupan di alam semesta ini. Seorang mukmin akan selalu melibatkan Allah dalam setiap usaha yang dilakukannya. Segala persoalan hidup akan diusahakan solusinya, seraya diiringi dengan doa. Saat berdoa kita bisa meminta kekuatan, keberanian, penghiburan, keselamatan, atau mengutarakan apapun yang menjadi kegundahan dalam hati. Dalam aktivitas sehari - hari akan terasa mudah dan damai jika kita selalu melibatkan Allah.
Doa akan menjadi sumber kekuatan ketika dalam situasi sulit, bahkan ketika segala sesuatunya tidak berjalan baik, jangan pernah menyerah. Teruslah berdoa dan yakinlah kepada Allah. Doa itu bersifat universal ia mampu menyembuhkan segalanya. Doa mampu membuka jalan tersulit dan paling mustahil dalam hidup. Karena bagi Allah segala sesuatu mungkin terjadi. Doa itu mampu mengikis segala kekhawatiran.Ubah setiap kecemasan,ketakutan dan perhatian menjadi doa. Anggap saja sebagai alasan lain untuk berada di sujud di mana kita paling dekat dengan Allah.
Berdoa bukanlah suatu tugas berat untuk diselesaikan setiap hari, tetapi berdoa harus menjadi kebiasaan yang menyenangkan, dengan waktu yang dihabiskan dengan Allah dzat yang maha Pencipta. Disaat berdoa inilah kita mendapatkan suatu kehormatan untuk dapat berbicara dengan Allah dzat penguasa semesta, untuk berbagi pikiran dan keinginan yang dalam benak.
Tuhan...
Aku masih ingat, saat pertama aku belajar mencintaiMu
Lembar demi lembar kitab kupelajari..
Untai demi untai kata para ustadz kuresapi
Tentang cinta para Nabi
Tentang kasih para sahabat
Tentang kerinduan para syuhada
Lalu kutanam di jiwa dalam - dalam
Kutumbuhkan dalam mimpi - mimpi dan
Idealisme yang mengawang di awan..
Tapi Ya Rabbi
Berbilang detik, menit, jam, hari, bulan dan
Kemudian tahun..
Aku berusaha mencintaiMu
Dengan cinta yang paling utama, tapi...
Aku masih juga tak menemukan cinta tertinggi
Untukmu...
Aku merasakan gelisahku membadai..
Dalam cita yang mengawang
Sedang kakiku mengambang, tiada menjejak
Bumi...
Hingga aku terhempas dalam jurang
Dan kegelapan..
Wahai Ilahi..
Kemudian berbilang, detik, menit, jam, hari
Bulan dan tahun
Aku mencoba merangkak, menggapai
Permukaan bumi..
Dan menegakkan jiwaku kembali
Menatap, memohon dan menghibaMu
Allahu Rahim, ilahi Rabbi
Perkenankan aku mencintaiMu sebolehku
Dengan segala kelemahanku
Ya Ilahi ...
Aku tak sanggup mencintaiMu
Dengan kesabaran menanggung derita
Umpama Nabi Ayyub, Musa, Isa Hingga Al Musthafa
Karena itu izinkan mencintaiMu
Melalui keluh kesah pengaduan padaMu
Atas derita batin dan jasadku
Atau sakit dan ketakutanku
Ya Rabbi,
Aku tak sanggup mencintaiMu seperti Abu Bakar
Yang menyedekahkan seluruh hartanya dan hanya meninggalkan
Engkau dan RasulMu, bagi diri dan keluarga.
Atau layaknya Umar yang menyerahkan separuh harta demi jihad
Atau Utsman yang menyerahkan 1000 ekor kuda untuk syiarkan
DinMu
Izinkan aku mencintaiMu, melalui seringgit-dua yang terulur
Pada tangan-tangan kecil di perempatan jalan
Pada wanita-wanita tua yang menadahkan tangan di tepi jembatan
Pada makanan-makanan sederhana yang terkirim ke handai taulan
Ya Ilahi
Aku tak sanggup mencintaiMu
Dengan khusuknya shalat seorang sahabat NabiMu
Hingga tiada terasa anak panah musuh menujah di kakinya
Karena itu ya Allah
Perkenankan aku tertatih menggapai cintaMu
Dalam shalat yang coba kudirikan terbata-bata
Meski ingatan kadang melayang
Ke berbagai permasalahan dunia..
Ya Rabbi..
Aku tak dapat beribadah ala para sufi dan rahib
Yang membaktikan seluruh malamnya untuk bercinta denganMu
Maka izikan aku untuk mencintaiMu dalam satu dua rakaat
lailku..
Dalam satu dua sunnah nafilahku
Ya Maha Rahman...
Aku tak sanggup mencintaiMu bagai para hafidz dan hafidzah
Yang menuntaskan kalammu dalam satu putaran malam
Perkenankan aku mencintaiMu
Melalui selembar dua lembar tilawah harianku
Lewat lantunan seayat dua ayat hafalanku.
Ya Maha Rahim..
Aku tak sanggup mencintaiMu semisal Sumayyah
Yang mempersembahkan jiwa demi tegaknya DinMu
Seandainya para Syuhada, yang menjual dirinya dalam jihadnya
BagiMu
Maka perkenankanlah aku mencintaiMu dengan
Mempersembahkan sedikit bakti dan pengorbanan untuk dakwahMu
Maka izinkan aku mencintaiMu
Dengan pengajaran bagi tumbuhnya generasi baru.
Allahu Karim
Aku tak sanggup mencintaiMu di atas segalanya
Bagai Ibrahim yang rela tinggalkan putra dan zaujahnya
Dan patuh mengorbankan pemuda biji matanya
Maka izinkanlah aku mencintaiMu
Di dalam segalanya
Izinkan aku mencintaiMu dengan mencintai keluargaku
Dengan mencintai sahabat-sahabatku
Dengan mencintai manusia dan alam semesta
Allahu Rahmaanurrahim Ilahi Rabbi
Perkenankanlah aku mencintaiMu semampuku
Agar cinta itu mengalun dalam jiwa
Agar cinta ini mengalir di sepanjang nadiku
( KH. Musthofa Bisri '' Perkenankan Aku MencintaiMu Semampuku" ).
Komentar
Posting Komentar