DIAM ITU NIKMAT

 Setiap orang yang kita jumpai mungkin meninggalkan pelajaran yang membekas dan sulit dilupakan, satu di antaranya saat seseorang yang kita kenal tiba - tiba menjadi pendiam, tanpa kata. Ada banyak alasan mengapa seseorang lebih suka diam, tergantung situasi dan orang yang menjadi lawan bicaranya. Dalam menjalani kehidupan, adakalanya kita harus diam dan merenung. Tak semua orang dapat memahami apa yang ingin disuarakan, Terkadang orang yang lebih suka diam, menyimpan  berjuta kata dibandingkan dengan orang yang banyak bicara. Pada kondisi tersebut seseorang perlu mengendalikan bicaranya. Hal tersebut tentunya agar tidak merugikan diri sendiri dan orang lain. Karena perkataan yang sudah terucap tidak dapat ditarik kembali.

Orang yang lebih banyak berdiam diri dan membisu, biasanya memiliki waktu banyak untuk merenung dan menyelami diri sendiri. Orang yang mampu berkomunikasi baik dengan diri sendiri, ia cenderung dapat mengelola diri sendiri. Cara melatih hubungan dengan diri sendiri, yaitu dengan cara menanyakan segala sesuatu hal kepada diri sendiri sebelum dilakukan. Biarkan untuk berfikir dan menganalisa secara komprehensif. Hasil pemikiran yang matang setidaknya tidak akan mengecewakan baik diri sendiri ataupun orang lain. Sebab ada banyak sekali pertimbangan didalamnya. Menimbang dan menakar antara kebaikan dan keburukan, manfaat dan mudharatnya.

Diam yang paling tenang adalah mendoakan, karena doa adalah cara menjaga yang paling rahasia. Doa adalah ekspresi manusia yang paling dalam, di sana terdapat begitu banyak harapan, baik untuk diri sendiri dan untuk orang lain. Mendoakan merupakan sesuatu yang mulia, doa yang paling tulus adalah keikhlasan dan keistiqamahan . Doa akan menjadi senjata yang paling hebat apabila dilakukan dengan penuh ketulusan, Sebab dengan doa kita telah melibatkan pemilik semesta.  

Diam menjadi bahasa terbaik saat seseorang sedang menepi menghindari mudharat, diam itu elegan Jadi sekiranya diam itu bijak, lakukanlah dan lanjutkan.....