MERDEKA BELAJAR DALAM.SUDUT PANDANG ISLAM

Dalam Islam belajar memiliki dimensi tauhid yaitu dimensi dialektika horizontal dan ketundukan vertikal. Dalam dimensi dialektika horizontal belajar dalam islam tak berbeda dengan belajar pada umumnya, tak terpisahkan dalam pengembangan Sains dan Tehnologi, menggali dan mengembangkan ayat-ayat Allah.

Pengembangan dan pendekatannya lebih dalam dan dekat , sebagai Rabb Al Alamin, dalam kaitan inilah, pendidikan hati sangat di tuntut agar membawa manfaat yang besar bagi ummat manusia  dan juga lingkungannya bukan kerusakan dan kedzaliman dan ini merupakan perwujudan dari ketundukan vertikal

Dalam perspektif Islam juga mencakup lingkup kognitif (domain cognitive) lingkup afektif (domain afektif) dan lingkup psikomotor( domain motor skill) 3 ranah tersebut sering di ungkap dalam Islam dengan istilah ilmu amaliah,ilmu ilmiah,dan ilmu jiwaniah, dengan demikian belajar adalah untuk memperoleh ilmu kemudian di kembangkan dan di amalkan demi kesejahteraan ummat manusia dalam lingkungan yang aman dan sejahtera berdasarkan tanggung jawab moral

Mewujudkan kemerdekaan belajar dapat ditempuh dengan memahamkan hubungan manusia dan Tuhannya. Allah menghendaki manusia untuk belajar , sebagaimana QS Al - Alaq ayat 1-5 dan Al-Mujadalah ayat 11, sehingga belajar adalah kewajiban sekaligus kebutuhan manusia. Pemahaman demikian inilah yang mendorong seseorang untuk belajar atas dasar kesadaran diri sendiri sehingga tidak ada keterpaksaan sekolah, tidak alergi dan tidak takut ujian atau ulangan karena bagian dari integral itu sendiri

Dengan demikian merdeka belajar akan tercapai ketika seseorang belajar karena dorongan Qimah Ruhiah( meraih Ridho Allah) dan memandang belajar atau menuntut ilmu bagian dari ibadah kepada sang pemilik Ilmu Allah Swt.

"Bukan ilmu yang harus mendatangimu , tapi kamu yang seharusnya mendatangi ilmu" (Imam Malik). Ilmu ada 2 macam apa yang di serap dan apa yang di dengar dan yang di dengar tidak akan memberikan manfaat jika tidak diserap(Kholifah Ali bin Abi Thalib )

Penulis adalah Santri PP.NURUL JADID Paiton Probolinggo dan Tenaga pengajar di MAN 1 Probolinggo.



Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

ADA TAPI LANGKA

العاقل يكفي بالاشارة

KISAH CINTA SUFI YANG MENGGETARKAN