MAN OF INTERGRITY

Buya Ahmad Syafii Maarif Ulama, cendekiawan Indonesia, intelektual muslim, penulis buku dan mantan ketua umum PP.Muhammadiyah periode 1998-2005. Lahir di Sumatera barat pada 31 Mei 1935. Beliau dikagumi banyak kalangan karena adab, ilmu dan kesederhanaannya. Mengenyam pendidikan di  The University of Chicago, Buya Syafii meraih gelar doktornya dari program Studi Bahasa dan Peradaban Timur Tengah. Disertasi milik Buya pada saat itu " Islam as the Basis of State: A Study of Islamic political Ideas as Reflected in the Constituent Assembly Debatees in Indonesia".

Buya Syafii, yang terekam di benak publik adalah sederhana, salah satu kebiasaan Buya adalah bersepeda di sekitar komplek perumahan dimana beliau tinggal. Itu bukan pencitraan dan bukan sesuatu yang besar, karena bagi Buya itu bagian dari olah raga. Bukan sosok yang mau di istimewakan, Intinya Buya merasa semua orang sama dan punya hak yang sama, kultur egaliternya sangat kuat, sehingga kalau mengantri sekalipun sesuai dengan nomor antrian yang beliau pegang. Kesederhanaan, kesahajaan dan sikap untuk tidak mau bergantung pada orang lain serta kemerdekaan jiwa manusia sepuh ini menjadi satu bentuk keteladanan yang harus di tiru, setidaknya bagi kami anak ideologisnya. kata Darraz dalam akun Facebooknya.   

Buya Syafii adalah sosok istimewa dalam perjalanan gerakan Muhammadiyah, terutama dalam perjalanan bangsa. Sekarang Buya adalah sosok yang disebut sebagai bapak bangsa karena, kecintaan, pikiran, sikap hidup dan tindakannya yang dipandang oleh masyarakat luas sebagai figur negarawan, kata Prof. Dr. Haedar Nashir M.Si, menyampaikan tahniah dalam pembicaraan Progressing Intelectual Network. 

Buya Syafii , adalah tokoh pluralis yang tak sedikit menyumbangkan gagasan dan pemikiran keislaman dalam naungan besar kemajmukan bangsa Indonesia. Beliau sosok yang jujur dan bisa dipercaya, mempunyai komitmen, bertanggung jawab, mempunyai prinsip serta nilai - nilai hidup, membumi dan humanis. Jangan tanya personal keshalehan beliau, jika mau bertemu, biasanya akan ditemui di masjid selepas shalat berjamaah. Kata Mbah Mars komentator Disway yang lain, yang dalam benak saya beliau adalah sosok santri santun humoris, karena seringkali dalam setiap kutipan komentarnya menyertakan rujukan kitab kuning.

Mungkin banyak yang tidak tahu kalau Buya Syafii sosok humoris. Kalau bercerita riwayat rumah tangganya , siapapun yang mendengar pasti geli. " Lif itu kan cantik, anak saudagar pula, kok ya mau jadi istri orang miskin seperti saya kata Buya. Lif adalah panggilan istri beliau Nurkholifah. Buya bilang, dulu menikahi Bu Lif tanpa modal, semuanya di tanggung mertuanya. Juga cerita bahwa rumah tangganya seperti kebanyakan rumah tangga lain. Sesekali terjadi juga pertengkaran kecil. Tapi begitu selesai ya sudah. Tak perlu di ungkit - ungkit lagi. Kalau mesti marah ya marah saja, jangan ditahan , nanti malah jadi penyakit. Makanya saya heran kata Buya, punya istri satu saja ribut, gimana yang 3 bahkan 4. Buya juga memuji Bu Lif sebagai sosok yang sangat dermawan. Buya mengaku kalah soal kedermawanan itu. Cerita pak Mirza Mirwan guru hati kami di Disway.

 Itulah Buya Ahmad Syafii Maarif, guru bangsa yang wafat dalam usia 87 tahun ( kurang 4 hari ) . Sebagai penerima Bintang MahaPutera Utama, Buya pasti tahu kalau meninggal, beliau berhak dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata. Tetapi beliau malah sejak Februari sudah pesan 'kavling' di pemakaman Muhammadiyah Husnul Khotimah, di Kulon Progo.

Selamat jalan Buya Ahmad Syafii Maarif , selamat jalan Guru Bangsa



   


Komentar

  1. Kita kehilangan salah satu sosok panutan, Semoga semua kebaikan yang ditinggalkan bisa menjadi tauladan bagi kita.. Aamiin YRA

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

ADA TAPI LANGKA

العاقل يكفي بالاشارة

KISAH CINTA SUFI YANG MENGGETARKAN