NASEHATI TANPA MELUKAI
Wanita sangat identik dengan kelembutan hatinya. Hati yang lembut, membuat mereka begitu peka dan perasa. Dengan mudahnya, mereka bisa tersentuh kemudian merasakan perasaan orang di sekitarnya. Kelembutan hati wanita tidak saja membuat mereka menjadi perasa. Lebih dari itu, dengan kepekaan hatinya mereka juga jadi lebih terampil dalam memaknai segalanya.
Mengapa wanita diumpamakan sebagai tulang rusuk yang bengkok atau kaca? karena pikiran dan perilaku wanita banyak di pengaruhi oleh hormon estrogen dan progesteron, yang berubah - ubah setiap waktu. Ciri khas pikirannya adalah menemukan kasih sayang, menyayangi, menjaga, menjalin hubungan dan berkomunikasi. Wanita mengartikan ketegasan sebagai kekasaran, lalu membuatnya menjauhinya. Itulah sebabnya wanita diibaratkan dengan tulang rusuk bengkok atau kaca. Sebenarnya dengan mudah mereka diluruskan dengan cara yang lembut dan penuh perhatian.
Sekeras dan sekasar apapun seseorang, apabila berhadapan dengan wanita maka ia harus bersikap lemah lembut dan hati - hati agar tidak mematahkannya atau memecahkannya. Karena jika tulang atau kaca tersebut telah patah dan pecah akan sangat sulit memperbaikinya kecuali dalam waktu dan proses yang sangat panjang.
Mengayomi seorang wanita tidak bisa dengan cara paksaan. harus selalu berlemah lembut dalam menghadapinya. Wanita memang makhluk Allah yg istimewa. Dibalik kelembutan hatinya, wanita juga dikenal sebagai sosok yang kuat dan tegar. Sesulit apapun keadaan yang dihadapi wanita, tak menghalanginya untuk tersenyum. Alhasil, keberadaan seorang wanita kerap jadi penengah yang mengubah suasana susah menjadi lebih tenang.
Rifqan bilqawarir ( berlemah lembutlah kepada wanita ). Ungkapan mulia ini mencakup segala gambaran yang berkaitan dengan wanita dari karakter keputrian,keindahan, kelemah lembutan, sensitivitas, kejernihan, kehati-hatian dan lain-lain. Pemilihan kata yang sangat tepat dari Nabi. Islam datang untuk memuliakan wanita, meninggikan derajatnya, tidak membedakan dengan kaum pria dalam amal perbuatan, memberikan hak - hak pribadi dan sosial. Bahkan dalam khotbah wada' dan pesan terakhir beliau sebelum wafat agar umat Islam memperlakukan wanita dengan baik dan mulia.
Secara umum kaidah " Rifqan bilqawarir " ini menjadi landasan dan prinsip bagaimana kita berinteraksi memperlakukan wanita, baik itu ibu, istri, saudara perempuan, sahabat perempuan maupun anak-anak putri kita, yakni dengan LEMAH LEMBUT dan hati-hati serta mempertimbangkan sisi -sisi fitrah kewanitaan mereka. Tidak ada kunci yang lebih baik dan lebih tepat kecuali nasehat yang di sampaikan dengan lemah lembut.
" Sungguh segala sesuatu yang di hiasi kelembutan akan nampak indah. Dan sebaliknya, tanpa kelembutan segala sesuatu akan nampak jelek",(HR. Muslim ). Kelembutan kekuatan yang tak terpatahkan.
Komentar
Posting Komentar