MENGENAL SYAIKH al-BUTHI


Gaya bahasanya istimewa, tulisannya proporsional dengan tema-tema yang di usungnya. Isinya tidak melenceng dan keluar dari akar permasalahan kaya akan sumber-sumber rujukan. Ketika kritikan terhadap tradisi maulid dan dzikir berjama'ah, misalnya dilontarkan para pengklaim " muslim sejati", al-Buthi hadir menjawab kritikan itu. Tak tanggung-tanggung dalil yang digunakan sama persis dengan dalil yang di ambil para pengkritik itu. Pada sisi lainnya, ia juga mengkritik tajam pola pikir Barat. Ujaran-ujarannya membuat stereotip yang negatif tentang Islam dan ketimuran luruh.

Dr. Muhammad Said Ramadhan al-Buthi, adalah seorang ilmuwan Suriah di bidang ilmu-ilmu agama Islam. Dan merupakan salah satu ulama rujukan tingkat dunia, dan dihormati oleh banyak ulama besar di dunia Islam. Lahir pada tahun 1929 di desa Jilka, pulau Buthan, sebuah kampung yang terletak di bagian utara perbatasan antara turki dan Irak. 

Bersama ayahnya, Syaikh Mula Ramadhan, dan anggota keluarga yang lain, al-Buthi hijrah ke Damaskus pada saat umurnya baru 4 tahun. Ayahnya sosok yang amat dikaguminya. Pendidikan sang ayah sangat membekas dalam sisi kehidupan intelektualnya. Ayahnya memang dikenal sebagai seorang ulama besar di Damaskus. Bukan hanya pandai mengajar murid-muridnya dan masyarakat kota Damaskus, Syaikh Mula juga sosok ayah yang penuh perhatian dan tanggung jawab bagi pendidikan anak-anaknya.

 Al- Buthi adalah seorang penulis yang sangat produktif , karyanya mencapai 60 buah, dalam salah satu karyanya biografi kehidupan sang ayah , Al-Fiqh al-Kamilah lil hayah asy-syaikh Mula Al-Buthi min wiladatihi ila wafatihi, Syaikh al-Buthi mengurai awal perkembangan Syaikh Mula dari masa kanak-kanak hingga remaja saat turut berperang dalam perang dunia. Masih dalam karyanya , Al-Buthi menceritakan kesibukan ayahnya mengajar dan pola pendidikan yang diterapkan bagi anak-anaknya.Ibadah dan kezuhudannya, kecintaannya kepada orang-orang shalih yang masih hidup maupun yang telah wafat.

Al-Buthi mendapat pendidikan agama pertama dari ayahnya. Beliau mempelajari tentang aqidah, sirah nabi, ilmu alat, nahwu dan sharaf. Beliau sanggup menghafal kitab Alfiyah Ibnu Malik dan mampu menghafal 1000 bait syair kitab tersebut, di usia belia 4 tahun dan hafal Al-Qur'an pada usia 6 tahun.  Di usia beliau yang belum melewati 17 tahun, beliau telah mampu naik mimbar untuk menjadi khatib.

Pada tahun 1953 al-Buthi menuju Kairo Mesir dan meneruskan studinya dengan spesialisasi ilmu Syari'ah hingga memperoleh ijazah Licence.Pendidikan diplomanya setingkat S2, ia ikuti di fakultas Bahasa Arab. Pada tahun 1965 beliau menyelesaikan program Doktornya di Al-Azhar dengan predikat Mumtaz Syaf 'Ula. Dengan judul disertasi,' Dlawabit al-maslahah fi asy-Syari'at al-Islami" mendapatkan rekomendasi Jami'ah Al-Azhar sebagai karya tulis yang layak dipublikasikan.

Syaikh al-Buthi wafat diserang bom bunuh diri tepat saat beliau mengisi ta'lim di masjid jami'  Al-Iman di kota Damaskus, Suriah, setelah maghrib, kamis 21 Maret 2013. Perihal kepergian al-Buthi kurang lebih sekitar dua minggu sebelum kejadian tersebut, Habib Ali Al-Jufri ketika menelpon al-Buthi seakan sudah mendapat isyarat akan kewafatannya. Di akhir pembicaraan al-Buthi berkata kepada Habib Ali." Tidak akan tersisa umurku kecuali hanya beberapa hari lagi, sungguh aku telah mencium bau surga di belakangnya. Maka jangan lupa untuk mendoakanku".

Semoga Allah senantiasa memberikan ampunan dan rahmat yang agung kepada beliau. Aamiin

Komentar

Postingan populer dari blog ini

ADA TAPI LANGKA

العاقل يكفي بالاشارة

KISAH CINTA SUFI YANG MENGGETARKAN