RENUNGAN UNTUK DIRI


Dulu, aku kagum pada orang cerdas, kaya dan yang berhasil dalam karir. Hidup sukses dan hebat dalam dunianya. Sekarang aku memilih mengganti kreteria kekagumanku. Aku sangat kagum dengan orang yang hebat di mata Allah, dekat dengan orang-orang sholeh, akrab dengan dunia pesantren. Menjadi teladan mata dan hatiku. Bersahaya dan membumi. Tak jumawa dengan apapun yang "melekat" pada badannya.

Dulu, aku marah ketika merasa harga diriku dijatuhkan oleh orang lain yang berlaku kasar padaku dan menyakitiku dengan kalimat-kalimat sindiran. Sekarang aku memilih untuk banyak bersabar dan memaafkan. Karena aku yakin ada hikmah lain yang datang dari mereka ketika aku memaafkan dan sabar.

Dulu, aku memilih mengejar dunia dan menumpuk harta. Sekarang aku sadari kebutuhanku hanya makan dan minum untuk hari ini. Sekarang aku memilih bersyukur dengan apa yang ada dan memikirkan bagaimana aku bisa mengisi waktuku hari ini, dengan apa yang bisa kulakukan, bermanfaat untuk agamaku dan sesamaku. 

Dulu, aku berpikir bahwa aku bisa membahagiakan orang tua, saudara, sahabat-sahabatku dan orang yang ku kenal, jika aku berhasil dengan duniaku. Ternyata yang membuat mereka bahagia bukan itu. Melainkan ucapan, sikap, tingkah laku dan sapaanku kepada mereka.

Sekarang aku memilih untuk membuat mereka bahagia dengan apa yang ada padaku.

Dulu, fokus pikiranku adalah membuat rencana-rencana dahsyat untuk duniaku. Ternyata aku menjumpai teman, saudara-saudaraku dan orang - orang yang ku kenal begitu cepat menghadapNya.

Sekarang, yang menjadi fokus pikiran dan rencanaku adalah bagaimana agar hidupku di ridhai oleh Allah Swt.

Jika suatu saat diriku di panggilNya, tak ada yang bisa memberikan jaminan bahwa aku bisa menghirup nafas esok hari. Jadi apabila hari ini dan hari esok aku masih hidup, itu adalah kehendakNya semata.

اللهم اعناعلى ذكرك وشكرك وحسن عبادتك



Komentar

Postingan populer dari blog ini

ADA TAPI LANGKA

العاقل يكفي بالاشارة

KISAH CINTA SUFI YANG MENGGETARKAN