KISAH CINTA SUFI YANG MENGGETARKAN


Disaat hati mulai tersenyum,di saat pikiran mulai melayang dan disaat jiwa raga bersorak sorai, maka saat itulah seseorang merasakan yang namanya cinta, merasakan yang namanya kasih sayang dan merasakan anugerah terindah dari dzat yang maha pemurah. Cinta itu datang tanpa di undang, hadir tanpa di panggil dan bersemayam tanpa di letakkan, yang berada di lubuk hati paling dalam. Semua manusia pasti memiliki rasa, yaitu rasa cinta.

Terlebih juga kaum sufi yang tentu juga seorang manusia seperti pada umumnya, sebagai bukti bahwa seorang sufi juga bisa jatuh cinta. Adalah kisah Nabi Yusuf, satu-satunya kisah yang di abadikan Al-qur'an sebagai teladan umat manusia. Nabi Yusuf memiliki segala sarana dan pendukung untuk berbuat maksiat kepda Zulaikh, namun beliau memilih lari darinya.

Kisah tersebut menggambarkan bagaimana tingkah seorang sufi dijerat asmara, seorang yang sedang jatuh cinta, potensi berbuat maksiat sangatlah besar, menghalalkan segala cara untuk selalu bersama orang yang dia cintai, terkecuali para sufi, mereka punya daya tahan kuat untuk tidak berbuat maksiat saat terjerat asmara.

Salah satu kisah percintaan seorang sufi adalah kisah Abdurrahman bin Abi Amma, sebagaimana dikisahkan Ibnu Al-Jauzi dalam kitab Akhbarun Nisa' bahwa: Dahulu ada seorang tabi'in yang ahli ibadah, dia bertempat tinggal di Makkah namanya Abdurrahman, dia jatuh cinta pada Sulamah Az-Zarqa' sahaya dari Sahal bin Abdurrahman bin Auf, dan rupanya Sulamah diam-diam juga mencintai Abdurrahman. 

Suatu ketika Sulamah menemui Abdurrahman untuk menyatakan cintanya, Ingin sekali rasanya menempelkan bibirku pada bibirmu, ucap Sulamah pada kesempatan itu." Demi Allah, akupun juga menginginkan itu." sahut Abdurrahman.

" Lalu, kenapa tidak engkau lakukan? tanya Sulamah dengan lembut.

" Celakah engkau, aku mendengar Allah SWT berfirman: Artinya: Teman-teman akrab pada hari itu sebagiannya mejadi musuh bagi sebagian yang lain kecuali orang-orang yang bertaqwa,( QS.Az-Zukhruf : 67 ).

" Aku tidak ingin persahabatan kita di dunia, justru mengakibatkan permusuhan kita di akhirat, lanjut Abdurrahman. Lalu dia bergegas meninggalkan Sulamah, seraya menangis menahan gelora asmara di hatinya. Abdurrahman kembali ke dunianya yang sunyi dan berusaha menghilangkan bayang-bayang Sulamah. Dia kembali fokus pada ibadahnya.

Abrurrahman telah memberikan teladan yang cukup luar biasa dalam hal kekuatannya menahan diri dari godaan asmara yang luar biasa yang telah menguasai hatinya.Dia berupaya menggiring rasa cintanya bukan hanya di dunia. Tapi juga berupaya menggiring rasa di hatinya sampai ke akhirat.

Hingga akhirnya, dia sadar bahwa asmara tidak bisa dibiarkan tumbuh jika tak dilangsungkan dalam pernikahan. Maka, satu-satunya jalan untuk selamat adalah dengan menjauhkan diri meskipun harus berperang melawan hatinya sendiri.




 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

ADA TAPI LANGKA

العاقل يكفي بالاشارة